Matakuliah : TEKNIK
GAMBAR
Dosen pengampuh
: yanti sp,d MT
TUGAS TEKNIK GAMBAR
Disusunoleh :
IRDAM……….1520521009
2015
DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang.......................................................1
1.2
Rumusan
Masalah ................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................3
BAB
2 PEMBAHASAN
A.Tanda
Pengerjaan………………………………………………..4
B.Gambar Mur dan
Baut…………………………………………..5
C.Gambar bagian,susunan dan bentasan…………………..6
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN....................................7
DAFTAR PUSTAKA...............................................!!!
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH
Swt. Karena atas karunia dan rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan ,untuk itu kami mangharapkan saran dan kritik dari pembaca
dan pembibing demi perbaikan dan kemaslahatan makalah ini.
Semoga malakah ini bermanfaat guna memanamkan
nilia-nilai pendidikan dan pengetahuan,Dengan harapan menjadi generasi yang berilmu dan
berprestasi Amin///
MAKASSAR
31 oktober 2015-11-01
Penulis:
BAB
1 LATAR BELAKANG
1.1 RUMUAN MASALAH
a.apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan
pekerjaan
b.gambar-gambar mur dan baut
c.pengertian bagian,susunan dan bentasan
1.2 TUJUAN
a,dapat
memahami isi dari materi
b.dapat mengetahui definisi-definisi materi
c.dapat diambilkan contoh dan pembelajaran pada isi
materi
BAB2 PEMBAHASAN
A.Tanda Kekasaran Permukaan dan Tanda
Pengerjaan
Konfigurasi
permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan arah bekas pengerjaan (tekstur), memegang peranan penting
dalam perencanaan suatu elemen mesin, yaitu yang berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan
kelelahan, kerekatan suaian, dan sebagainya. Konfigurasi permukaan yang
diminta perencana harus dinyatakan dalam gambar, menurut cara-cara yang sesuai
dengan standar. Kekasaran permukaan adalah
penyimpangan rata-rata aritmetik dari
garis rata-rata profil, yang selanjutnya disebut nilai kekasaran (Ra).
Nilai
kekasaran rata-rata aritmetik telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12
tingkat kekasaran, dari mulai N1 sampai dengan N12. Untuk penunjukan pada
gambar mengenai spesifikasi kekasaran ini dapat dituliskan langsung nilai
Ra-nya, atau tingkat kekasarannya.
Tabel 1. Nilai Kekasaran dan Tingkat Kekasaran
B. Memilih Nilai Kekasaran Permukaan
Nilai
kekasaran permukaan suatu elemen ditentukan menurut fungsinya, sedangkan untuk
mencapainya bergantung pada kemampuan proses pengerjaan manual atau pemesinan
di tempat produksi. Pilihlah nilai kekasaran sekasar mungkin, sehalus
yang diperlukan. Makin
halus permukaan yang diminta, semakin mahal biaya pengerjaannya.
C. Penunjukan Nilai Kekasaran dan Arah
Bekas Pengerjaan
1.
Simbol Dasar Penunjukan
Simbol
dasar (Gambar 1a) terdiri atas dua
garis yang membentuk sudut 60° dengan garis yang tidak sama panjang.
Garis sisi kiri minimal 4 mm dan garis sisi kanan dua kali garis sisi kiri.
Ketebalan garis disesuaikan dengan besarnya gambar, biasanya diambil tebal
garis 0,35 mm.
Gambar 1. Simbol Kekasaran Permukaan
Apabila
pengerjaan pada permukaan menggunakan mesin,
simbol dasarnya ditambah garis sehingga
membentuk segitiga sama sisi (Gambar 1b). Sementara itu, simbol menurut Gambar
1c digunakan untuk menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dicapai tanpa membuang bahan.
2.
Simbol dengan Tambahan Nilai
Kekasaran dan Perintah Pengerjaan
Pengertian
simbol yang disertai nilai kekasaran ditunjukkan pada Tabel 5, sedangkan Tabel
6 menjelaskan pengertian simbol yang disertai perintah pengerjaan
Tabel 2.
Simbol dengan Tambahan Kekasaran
Tabel 6.
Simbol dengan Tambahan Perintah Pengerjaan
Tanda pengerjaan pada
umumnya dibuat seperti gambar
3.
Simbol Arah Bekas Pengerjaan (Tanda
Pengerjaan)
Arah bekas
pengerjaan dapat dituliskan dengan simbol seperti yang ditunjukkan pada Tabel
7. Maksud dari penunjukan arah bekas pengerjaan ini adalah untuk memastikan
segi fungsional permukaan yang bersangkutan, misalnya mengurangi gesekan, wujud
tekstur yang menarik, dan sebagainya.
Tabel 7.
Simbol Arah Bekas Pengerjaan
Contoh penggunaan pada gambar:
Gambar 3.
Contoh Penunjukan Simbol dan Huruf pada Gambar
Gambar 4.
Bagian dongkrak ulir yang dilengkapi tanda kekasaran
MUR DAN BAUT
Gambar
1. Mur dan Baut
4. Mur dan Baut
Baut dan mur digunakan untuk mengencangkan part-part di
berbagai macam area kendaraan. Terdapat berbagai macam tipe baut dan mur
tergantung pada penggunaannya. Adalah penting untuk mengetahuinya agar dapat
melakukan perawatan dengan benar.
Gambar 2. Tipe Mur dan Baut
B. Nama Baut
Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk
mengidentifikasikan ukuran dan kekuatannya. Baut-baut yang digunakan pada
kendaraan dipilih menurut kekuatan dan ukurannya yang dibutuhkan oleh
masing-masing area tersebut. Oleh karena itu, mengetahui nama-nama baut adalah
salah satu dasar pelaksanaan perawatan.
Gambar 3. Nama Baut
Contoh:M 8 x 1.25-4T
M = Tipe alur
“M” kependekan dari alur metrik tipe-tipe lain alur adalah
“S” untuk alur kecil, dan “UNC” untuk alur kasar yang disatukan.
8 = diameter luar
baut
1.25 = tinggi alur (mm)
4T = kekuatan
Nomor menunjukkan 1/10 dari daya rentang minimum dalam unit
of kgf/mm2, dan huruf adalah kependekan dari “daya rentang”. Kekuatan
distempelkan pada baut kepala.
C.
Spesifikasi Pengerasan Baut
D.
Metode Pengencangan Baut
Gambar 5. Metode Pengencangan Baut
Baut-baut dikencangkan dengan kunci momen ke momen
spesifikasi yang tertera pada buku pedoman reparasi.
Adapun metode
pengencangan yang dapat dilakukan diantaranya:
1.
Gunakan kunci momen, kencangkan sebuah baut atau mur ke 15 Nm (150 kgf cm)
2.
Gunakan kunci boxe end (offset), kencangkan kembali dengan cara
yang serupa.
E.
Tipe-Tipe Baut
- Baut Kepala Heksagonal
Gambar 6. Baut Kepala Heksagonal
Baut
kepala heksagonal adalah tipe baut
paling umum.beberapa diantaranya memiliki flange dan washer dibawah kepala
baut.
a.
Tipe Flange
Gambar 6.a. Baut Kepala Heksagonal Tipe Flange
Bagian
kepala baut yang mengalami kontak dengan part memiliki permukaan yang lebar
untuk meredam tekanan kontak yang digunakan kembali oleh kepala baut pada part.
Oleh karena itu, ia lebih efektif dalam meminimalkan kemungkinan merusak part.
b. Tipe Washer
Gambar 6.b. Baut Kepala Heksagonal Tipe Washer
Keefektifannya
serupa dengan tipe flange. Ia juga efektif saat digunakan untuk mengencangkan
part yang memiliki lubang dengan diameter yang lebih lebar daripada kepala
baut. Tipe ini menggunakan washer pegas diantara kepala baut dan washer untuk
meminimalkan pengendoran baut.
- Baut U
Gambar 7. Baut U
Baut-baut
ini digunakan untuk menyambungkan pegas-pegas daun pada axle. Mereka disebut
“Baut-U” karena bentuknya menyerupai huruf “U”.
- Baut Tanam
Gambar 8. Baut Tanam
Baut-baut
ini digunakan untuk mencari part pada part lain atau untuk memudahkan perakitannya.
F.
Metode untuk Melepas dan Mengganti Baut Tanam
Gambar 9. Metode Melepas dan Mengganti Baut Tanam
Untuk mengencangkan baut tanam, pasang dua mur pada baut
tanam dan kencangkan bersama-sama. Lalu putar untuk mengencangkan atau
mengendorkan baut tanam. Teknik ini disebut sebagai “mur ganda”.
Dengan teknik ini, pengencangan dan penguncian ke dua mur
terhadap satu dan yang lainnya memungkinkan mur untuk melaksanakan fungsi
kepala baut dari baut biasa. Adapun metodenya adalah sebagai berikut:
- Untuk memasang baut tanam, putar bagian atas mur ke arah pengencangan.
- Untuk melepas baut tanam, putar bagian dasar mur ke arah pengendoran.
G.
Baut Plastic Region
Gambar 10. Baut Plastic Region
Baut-baut plastic region, yang menawarkan stabilitas dan
tegangan axial yang tinggi, digunakan sebagai baut kepala silinder dan
baut-baut tutup bantalan pada beberapa mesin.Kepala baut memiliki dan luar
dodecagon (dalam dan luar).
H. Ketentuan Penggunaan kembali Baut Plastic Region
Baut plastic region mengubah dirinya sendiri menggunakan
tenaga poros. Terdapat dua metode untuk menentukan penggunaan kembali baut
plastic region, yaitu:
1.Ukur
Penyempitan Baut
Gambar 11.a. Pengukuran Penyempitan Baut Plastic
Region
2.Ukur
Perpanjangan Baut
Gambar 11.b. Pengukuran Perpanjangan Baut Plastic Region
I.
Metode untuk Mengencangkan Baut-Baut
Plastic Region
Gambar 12. Metode Pengencangan Baut Plastik Region
Metode untuk mengencangkan baut plastic region berbeda dari
dari pengencangan baut biasa. Cara mengencangkan baut plastic region adalah
sebagai berikut:
- Kencangkan baut plastic region dengan menggunakan momen yang telah ditentukan.
- Letakkan tanda cat pada bagian atas baut.
- Kencangkan mengikuti petunjuk di buku pedoman reparasi.
Untuk mengencangkan baut plastic region adalah perlu untuk
mengikuti petunjuk pada buku pedoman reparasi karena terdapat dua tipe metode
pengencangan untuk baut-baut plastic region.
1. Metode dimana baut pertama-tama dikencangkan ke momen
spesifikasi, dan hanya tambahkan 90
derajat.
2. Metode dimana baut pertama-tama
dikencangkan ke momen spesifikasi, dan kemudian tambahkan dua pergerakan
sebesar masing-masing 90 derajat, dengan total pengencangan sebesar 180
derajat.
Cara pengencangan berdasarkan metode pengencangan baut
plastic region, yaitu kencangkan baut melampaui bagian elastis, dimana
menaikkan bagian pada tegangan axial dan sudut putaran baut.Lalu, klemkan pada
plastic region, dimana hanya sudut putaran baut saja yang berubah dan teganga
axial baut tetap tidak berubah. Metode pengencangan ini menurunkan
ketidakmerataan tegangan axial pada sudut putaran baut, dan meningkatkan
tegangan axial yang stabil.
J.
Tipe-Tipe Mur
- Mur Heksagonal
Gambar 13.a. Mur Heksagonal
Mur
tipe ini adalah yang paling umum digunakan. Beberapa diantaranya memiliki
flange dibawah mur.
- Mur Bertutup
Gambar 13.b. Mur Bertutup
Mur-mur
ini digunakan sebagai mur-mur hub roda alumunium dan memiliki tutup ynag
menutup alur-alurnya. Mur-mur ini digunakan untuk mencegah agar ujung-ujung
baut tidak berkarat atau untuk tujuan estetika.
- Castle Nut (Mur Bergalur)
Gambar 13.c. Mur Bergalur
Mur-mur
ini memiliki galur silinder bergalur. Untuk mencegah agar mur tidak berputar
dan menjadi kendor, sebuah cotter pin dimasukkan ke dalam galur. Mur-mur ini
digunakan pada berbagai macam persambungan, seperti pada sistem kemudi
Bagia,susunan dan bentasan
Tujuan
Setelah
mempelajari bahan dalam bab ini, seharusnya Anda dapat:
1. Memerinci gambar bagian pada suatu gambar
lengkap.
2. Menyusun gambar lengkap dari suatu gambar
kerja.
3. Memisahkan gambar susunan dalam gambar
bagian.
4. Mendesain gambar bentangan benda dan benda
yang dipotong.
11.1
Gambar Bagian
Ada dua
cara yang umum dipergunakan untuk menampilkan gambar kerja dalam kertas gambar.
Cara yang pertama adalah bila mesin atau alat yang akan dibuat mempunyai bagian
yang banyak, maka gambar bagian-bagian digambar dalam beberapa lembar kertas,
dan gambar susunan digambar di kertas lainnya, sedangkan cara yang ke dua
adalah bila alat atau mesin hanya mempunyai sedikit bagian, maka baik gambar
bagian maupun susunan digambar dalam satu kertas dengan ukuran besar. Untuk
menjabarkan gambar susunan maka
diperlukan gambar bagian (detail), yaitu suatu gambar yang memperlihatkan
komponen atau bagian dari susunan yang berdiri sendiri. Gambar bagian ini
diletakan pada sebelah kanan dan sebelah bawah pada kertas gambar.
Bagian-bagiannya diperinci digambarkan dalam kedudukan seperti yang
terdapat dalam susunan dengan memberikan
pandangan
dan potongan yang lengkap dari bentuk dan ukuran benda yang dikerjakan. Untuk
itu itu pandangan yang ada harus cukup, sehingga jelas dan mudah dimengerti.
Penempatan pandangan pada gambar bagian
diusahakan jangan saling mengganggu, karena letaknya terlalu dekat, namun
demikian penggambarannya harus dibuat dalam kedudukan yang ditentukkan oleh
pengerjaan utama, sewaktu benda diproses. Berkaitan dengan gambar bagian ini, maka beberapa
pedoman prosedur membuat gambar detail diantaranya adalah sebagai berikut: (a)
Pilihlah pandangan dengan mengingat bahwa selain pandangan yang memperlihatkan
bentuk karateristik obyek, hendaknya ada pandangan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk melengkapi uraian bentuk. Pandangan ini dapat berupa gambar
potongan yang memperlihatkan bagian dalam atau pandangan bantu yang dalam
pandangan utama tidak diuraikan sepenuhnya.
(b)
Penempatan gambar bagian tidak berdesakan, seimbang untuk semua pandangan,
ukuran serta catatan.
11.2
Gambar Susunan
Untuk
mendapat gambaran benda kerja yang akan dibuat diperlukan gambar susunan
(gabungan), yaitu suatu gambar yang
memperlihatkan gambar lengkap dari sebuah mesin, yang ditandai dengan kedudukan
relatif bermacam-macam komponen yang menjadi satu gabungan. Gambar ini
diletakkan di sebelah sudut kiri atas dan digambar dalam potongan agar jelas
letak bagian-bagiannya. Gambar susunan ini hanya merupakan sesuatu yang
bersifat umum tidak perlu terperinci, namun harus lengkap dimana seluruh bagian
tampak seluruhnya, sehingga yang penting dalam gambar susunan ini adalah
bagaimana memperlihatkan lokasi tiap-tiap bagian itu harus dipasang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, jadi horisontal untuk bagian-bagian mesin yang
rebah, dan vertikal untuk yang tegak. Karena hanya memuat hal-hal yang penting
saja, maka hanya ukuran-ukuran utama yang dicantumkan dalam gambar susunan.
Nomor-
nomor
bagian ditulis dalam label bagian, dengan nomor yang berurutan dari yang kecil
ke yang besar, dari bawah ke atas.
11.3
Gambar Bentangan
Sebuah
gambar bentangan (bukaan) adalah suatu pola yang dibentuk dari permukaan bidang
tiga dimensi yang permukaannya
dibentangkan. Gambar bukaan digunakan terutama untuk pekerjaan yang bahan
dasarnya terbuat dari plat, seng atau bahan-bahan lain yang bentuknya tipis. Untuk membuat benda seperti:
kotak logam, kaleng seng, cerobong,
cetakan kue, pipa pembakar, bengkokan pipa air, pipa saluran, dan talang adalah
memerlukan gambar bukaan yang selanjutnya dilipat, dibentuk atau digulung untuk
penyelesaian akhirnya. Agar mendapatkan bentuk benda yang diingini gambar
bukaan harus dibuat dengan tepat sesuai dengan yang akan dibuat. Untuk itu bentangan permukaan
hendaknya digambar dengan muka dalam menengadah dan ini akan terjadi apabila
permukaan dibuka gulungannya (unrolled) atau dibuka lipatannya (unfold).
Beberapa gambar bukaan benda yang
permukaannya dibuka gulungannya dan dibuka lipatannya adalah seperti terlihat
pada Gambar 47 di bawah ini.
Gambar
47. Gambar Bukaan Beberapa Permukaan Benda
Gambar
bentangan berguna untuk memberikan informasi yang perlu dalam membuat sebuah
pola dalam rangka untuk memudahkan memotong bentuk yang diingini dan mengetahui
kebutuhan bahan yang diperlukan dari
lembaran bahan yang tersedia. Untuk itu ketepatan ukuran gambar bukaan adalah
merupakan sesuatu yang penting dalam rangka untuk membentuk benda yang
diingini, sehingga apabila akan membuat prisma segi enam, maka panjang segi empat gambar bukaannya sama dengan
keliling dari segi enam, lebar segi
empat sama dengan tinggi prisma, dan tutupnya adalah sama dengan tutup dari
prisma. Pelaksanaan pembuatannya dilakukan dengan cara menggambar permukaan
secara berturut-turut dengan ukuran penuh dan bersambungan antara rusuk yang
satu dengan yang lainnya.
Gambar 48.
Menunjukkan suatu prisma yang dipotong miring menurut bidang CP. Untuk
menggambar bentangan dari prisma tersebut dapat dibayangkan bahwa prisma dibuka
dari garis C1. Selanjutnya buat garis
mendatar dimana panjangnya sama dengan kelililing dari segi enam prisma
tersebut. Empat persegi panjang tersebut dibagi dalam enam bagian yang sama
besar. Ukurkan tiap-tiap garis tinggi pada prisma setelah itu pindahkan ke
dalam segi empat.
Gambar
48. Bentangan prisma segi enam dipotong miring
Gambar 49.
Menunjukkan sebuah tabung yang dipotong
miring 300
Untuk
membuka tabung lingkaran dibagi dalam 12
bagian yang sama besar. Kemudian dibuka menjadi 12 ke arah memanjang. Buat garis bantu dengan
menghubungkan titik-titik pada lingkaran ke pandangan depannya, kemudian dibuat
garis bantu ke arah samping yang telah dibagi 12. Hubungkan titik-titik
pertemuan yang ada, sehingga didapatkan gambar bagian b.
Gambar
48. Bentangan tabung yang dipotong miring
Bentangan
dari benda-benda yang lebih rumit, seperti: corong, ember, talang, ceret, dan
sebagainya dapat dibuat dengan menggabungkan bentangan-bentangan yang
sederhana, sehingga menjadi bentuk yang
diinginkan. Dengan
latihan
dan uji coba yang terus menerus akan didapatkan kemampuan untuk membuat
bentangan-bentangan yang lebih rumit.
.
BAB 3.PENUTUP
KRITIK DAN:
SARAN
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar