Kamis, 14 Januari 2016

contoh MAKALAH teknik gambar tanda pengerjaan,mur dan baut,bagian susunan dan bentasan



Matakuliah : TEKNIK GAMBAR
Dosen pengampuh : yanti sp,d MT








TUGAS TEKNIK GAMBAR





https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjSxPYVIvPdi8v_CcniaEMcdN5aTBdtG6qRI28pDieN2eumkwU7GGms-Qryv5DB6HfWhyphenhyphenA02c8wpWJXgDYp02h707WeomCHPqGtgIaTWC2TSj88V9NCHa-vymvv8fuRzpGeAg-b7U1zmGw/s1600/aa.jpg





Disusunoleh :

IRDAM……….1520521009
                           




FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN 1

2015




                                                      DAFTAR ISI
Halaman judul
Kata pengantar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1         Latar belakang.......................................................1
1.2        Rumusan Masalah ................................................2
1.3   Tujuan.....................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN
A.Tanda Pengerjaan………………………………………………..4
B.Gambar Mur dan Baut…………………………………………..5
C.Gambar bagian,susunan dan bentasan…………………..6
BAB 3 PENUTUP
            KESIMPULAN DAN SARAN....................................7
            DAFTAR PUSTAKA...............................................!!!

























                                               KATA PENGANTAR

  Puji syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH Swt. Karena atas karunia dan rahmat-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
  Dan kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan ,untuk itu kami mangharapkan saran dan kritik dari pembaca dan pembibing demi perbaikan dan kemaslahatan makalah ini.
  Semoga malakah ini bermanfaat guna memanamkan nilia-nilai pendidikan dan pengetahuan,Dengan harapan menjadi generasi yang berilmu dan berprestasi Amin///







MAKASSAR 31 oktober 2015-11-01


    Penulis:














                                          BAB 1  LATAR BELAKANG
1.1 RUMUAN MASALAH
a.apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan pekerjaan
b.gambar-gambar mur dan baut
c.pengertian bagian,susunan dan bentasan






















1.2 TUJUAN
a,dapat  memahami isi dari materi
b.dapat mengetahui definisi-definisi materi
c.dapat diambilkan contoh dan pembelajaran pada isi materi























                                                   BAB2 PEMBAHASAN

A.Tanda Kekasaran Permukaan dan Tanda Pengerjaan
Konfigurasi permukaan yang mencakup antara lain kekasaran permukaan dan arah bekas pengerjaan (tekstur), memegang peranan penting dalam perencanaan suatu elemen mesin, yaitu yang berhubungan dengan gesekan, keausan, pelumasan, tahanan kelelahan, kerekatan suaian, dan sebagainya. Konfigurasi permukaan yang diminta perencana harus dinyatakan dalam gambar, menurut cara-cara yang sesuai dengan standar. Kekasaran permukaan adalah penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil, yang selanjutnya disebut nilai kekasaran (Ra).
Nilai kekasaran rata-rata aritmetik telah diklasifikasikan oleh ISO menjadi 12 tingkat kekasaran, dari mulai N1 sampai dengan N12. Untuk penunjukan pada gambar mengenai spesifikasi kekasaran ini dapat dituliskan langsung nilai Ra-nya, atau tingkat kekasarannya.

                                      Tabel 1. Nilai Kekasaran dan Tingkat Kekasaran
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzx19hiOAeVGEgH8G3Hx3Nw915og5C8NIsgxoP3MiiiOgRNxmzIpSL9HoTaeive_DcEMYyMuPa9dUpXIUXjENzuPWVdVPK34GlN7l5ACK4S5CGf-kylMhxukSwMw3ut9EuxCOPugxR8GM/s320/1.jpg
B.    Memilih Nilai Kekasaran Permukaan
Nilai kekasaran permukaan suatu elemen ditentukan menurut fungsinya, sedangkan untuk mencapainya bergantung pada kemampuan proses pengerjaan manual atau pemesinan di tempat produksi. Pilihlah nilai kekasaran sekasar mungkin, sehalus yang diperlukan. Makin halus permukaan yang diminta, semakin mahal biaya pengerjaannya.

C.    Penunjukan Nilai Kekasaran dan Arah Bekas Pengerjaan
1.         Simbol Dasar Penunjukan
Simbol dasar (Gambar 1a) terdiri atas dua garis yang membentuk sudut 60° dengan garis yang tidak sama panjang. Garis sisi kiri minimal 4 mm dan garis sisi kanan dua kali garis sisi kiri. Ketebalan garis disesuaikan dengan besarnya gambar, biasanya diambil tebal garis 0,35 mm.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin0UoUP91CC4ZVTbHQgVS2KG8MmCsZ14xqNFF8eoLi1l_PyNY7fPGBX2e50kVp6AHaXFXUmaQKaVfs_JWSIW_gK4F9aA3wZpejrCA6Axz4LjM79ppm_0n56zGbYwRhZmQIy23-adpDGEQ/s320/2.jpg

                                 Gambar 1. Simbol Kekasaran Permukaan
Apabila pengerjaan pada permukaan menggunakan mesin, simbol dasarnya ditambah garis sehingga membentuk segitiga sama sisi (Gambar 1b). Sementara itu, simbol menurut Gambar 1c digunakan untuk menunjukkan bahwa kekasaran permukaan dicapai tanpa membuang bahan.

2.         Simbol dengan Tambahan Nilai Kekasaran dan Perintah Pengerjaan
Pengertian simbol yang disertai nilai kekasaran ditunjukkan pada Tabel 5, sedangkan Tabel 6 menjelaskan pengertian simbol yang disertai perintah pengerjaan

Tabel 2. Simbol dengan Tambahan Kekasaran
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgeQxKPNglH26ZfD8gGjS6G6P08pjbuib7KQe3YGGD8ptlBLI16s1fpPjp03Lk2zWQl4fLx-D1iWIpJPVv0ONcufgGhWK96tC4JO7TWmsan-nafAmNDl0t0x4bcASQ3MIERx5oNZ9lVxzM/s400/3.jpg


Tabel 6. Simbol dengan Tambahan Perintah Pengerjaan
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKyaXsgMY6BZl1pdnViABMwt0f-TSlCTRHBk7PkApjK8rwXJlFPnJ3hZd5EHUkYd6R460p8luOfvosu8BuqlA768j-nuUMG_4i17MVBNK5bQcUoPYtgkp5VD64dwfmeADqH5xtEyoUuSI/s400/4.jpg



      Tanda pengerjaan pada umumnya dibuat seperti gambar  
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2CaufGbmzy6sdGJG7nosAPQEfQfqj7sdbt4pUqDUDzUFMeW9RhPSi72axpKD_vjI3ynLp5Prs3hqstRhHv0A_Axg0Z9DwkRj9cwyiUmhYU-ALJMrQPL16z5wHrTETGsE1ekttdU4dVQs/s400/5.jpg
 
3.         Simbol Arah Bekas Pengerjaan (Tanda Pengerjaan)
Arah bekas pengerjaan dapat dituliskan dengan simbol seperti yang ditunjukkan pada Tabel 7. Maksud dari penunjukan arah bekas pengerjaan ini adalah untuk memastikan segi fungsional permukaan yang bersangkutan, misalnya mengurangi gesekan, wujud tekstur yang menarik, dan sebagainya.

Tabel 7. Simbol Arah Bekas Pengerjaan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyFq4M9IjaxYCiIbdggIBxiq59MQfcmMrrqaaGQWxKie0ncWgH5alkU7ziNZMGhdv-xiD2Z3O9g0ZlZ0XV0O_NRUoTC9KdAdBfM3lxg5Mh3ymm164RILGMS7Cc8PJTc1V7V7A41Ra1n3I/s400/6.jpg 

 Contoh penggunaan pada gambar: 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMN-qorGp-VGTCpoBI0UBXT0vPdlerrWa-O1azftzd0m0vkXeWIffbBXbqBS2tCJCK8c8a5ZkF_MXYc_AXcG4kOOUg3fDIiBSV22PSlgYCPPyo2BfLypweQb048G34RA-HqAPmJPhe840/s320/7.jpg 
Gambar 3. Contoh Penunjukan Simbol dan Huruf pada Gambar

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXQOHUPFHklPCH0h1V3T0nZYRkq_9YTMbJQZv6FLF9jEySG7B9YhMsfucI68w2x8F4qHRmGaYuMOIfad3BFMM015dEXbvje9wQ0MCrXH3-dsrZ8R3WMyW1lX4UQHWp7FAHcH_vtx9027I/s400/8.jpg

Gambar 4. Bagian dongkrak ulir yang dilengkapi tanda kekasaran


MUR DAN BAUT

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjycbfOxzpusB6PTWeBPu_XnWGBU8UeC8EF84B_L2sbzEY_76vnwOI7qYSaiGl18q132gcssjvye9eCuuThN6cuZWwLV_9fDsZu5eGRqh-Sw8CwyI5CWDa2A5FVEhdER8W1rGT5HV7WbM9D/s400/Gambar+1.jpg

Gambar 1. Mur dan Baut


4.    Mur dan Baut
Baut dan mur digunakan untuk mengencangkan part-part di berbagai macam area kendaraan. Terdapat berbagai macam tipe baut dan mur tergantung pada penggunaannya. Adalah penting untuk mengetahuinya agar dapat melakukan perawatan dengan benar.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Ro3PvLo3oXDr1-PK2Rx74Jb2UdTiovsNQoKnqGx0ndf2hf1N33PtyOthuoksU5QzG0rhVk7RMfT70VIB-AmgSbgrr725aSQa1bxmeZzWshJ_zP_s8F8lkn3Bg9JQOPQemOXM_ZGN6SiJ/s640/Gambar+2.jpg

Gambar 2. Tipe Mur dan Baut
B.     Nama Baut
Baut memiliki nama-nama yang berbeda untuk mengidentifikasikan ukuran dan kekuatannya. Baut-baut yang digunakan pada kendaraan dipilih menurut kekuatan dan ukurannya yang dibutuhkan oleh masing-masing area tersebut. Oleh karena itu, mengetahui nama-nama baut adalah salah satu dasar pelaksanaan perawatan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKoq_eIl0F6ec7YfL2TjhlG05f_Le8773ruhVI4ljQDa2GRbbHG2L7kS-Byqn76OGnpNh7ZC4LcHGLwMCA3erH6NXdlOl_vHOB-YxA8vqTlkduUEzi_-WTL6JjKK7cNsTbR26U4IssY7XL/s400/Gambar+4.jpg
Gambar 3. Nama Baut
Contoh:M 8 x 1.25-4T
M =  Tipe alur
“M” kependekan dari alur metrik tipe-tipe lain alur adalah “S” untuk alur kecil, dan “UNC” untuk alur kasar yang disatukan.
8 =  diameter luar baut
1.25 = tinggi alur (mm)
4T = kekuatan
Nomor menunjukkan 1/10 dari daya rentang minimum dalam unit of kgf/mm2, dan huruf adalah kependekan dari “daya rentang”. Kekuatan distempelkan pada baut kepala.
C.  Spesifikasi Pengerasan Baut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOrJsPjKlR_FTx-8X3QWamjgKGcQyDIkvDJ8Eby2YfETBTYMfpT3dQlE7ZMXfKtOdjJFEr1Adru3BCBG_6ij1hVyIP8rJ-UoRUGjBdoIhAcI9jdePB5rACDt4evvgyUT1sl60deeI1YzLY/s400/Gambar+3a.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoULdjt0mzdIGcYzJ-xcG-p-nCT-kk1uEMziOSWvdRBl2G84V1jZV72e6KZ_rewyJxnoksaczLrTelcJRfAYbto1FPbqOkJBhu0btl9liB_mfJGtFNnq-ZkpMwvcFrZSfwjrMNRDwkU4Ue/s640/Gambar+3b.jpg
Gambar 4. Tabel Spesifikasi Pengerasan Baut

D.  Metode Pengencangan Baut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrcdsVjzrhEduLDlAXfNwvWjU9Qr3PegKNv9R2-PjZUiMRPSacj5dM6gjnjzQ5t5D-2O67rR-Tk6qp_FEYpRHUM4K48YnBAtKWgNOgnM5SCGYkVamn07zwlFkwXQI7oKZLTiNMOX94iP4Q/s320/Gambar+5.gif
Gambar 5. Metode Pengencangan Baut
Baut-baut dikencangkan dengan kunci momen ke momen spesifikasi yang tertera pada buku pedoman reparasi.
 Adapun metode pengencangan yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Gunakan kunci momen, kencangkan sebuah baut atau mur ke 15 Nm (150 kgf cm)
2. Gunakan kunci boxe end (offset), kencangkan kembali dengan cara yang serupa.

E.  Tipe-Tipe Baut
  1. Baut Kepala Heksagonal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRToSTz2VPmxpOUYt3LEkLgQzF0QmnNhGatVLs_6FOeLAR3hg8mLi7V-cCdk2x1JFd78-0kpYoiSZGhRerZFeHOUSzxqUfGK1a5ppMMur4StziJeIAmgZMc0lmCPKCjSJLTdJrJoWJFjSu/s1600/Gambar+6.jpg
Gambar 6. Baut Kepala Heksagonal
Baut kepala heksagonal adalah tipe baut paling umum.beberapa diantaranya memiliki flange dan washer dibawah kepala baut.
a.       Tipe Flange
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEha2RRHh0Yfx4IIqz1VRpIqlGWyYyL8kZ_VXZa_tFHVGpOFg-1RPDNx5aGMS16akeeg7UlMQfTzdJc7NEJAef7ShqJ8dUD-ASc30xSFOap41TTJhPS67BIqF3CziqVMiPR-_cuUjI-fDiGM/s320/Gambar+6a.jpg
Gambar 6.a. Baut Kepala Heksagonal Tipe Flange
Bagian kepala baut yang mengalami kontak dengan part memiliki permukaan yang lebar untuk meredam tekanan kontak yang digunakan kembali oleh kepala baut pada part. Oleh karena itu, ia lebih efektif dalam meminimalkan kemungkinan merusak part.
b.      Tipe Washer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzv4TWlWZD3rsw4xvxGn6DlLBrNLB8nqZ17AqJixrK9jekuydEPHeR6XR-9pkd-FY6CFUPpcfnnkzljpNOnI659qOahop_JeBbumhyphenhyphenA2b-9107KYNtkDzR76Y3vBpcXwbajl5hUXEmjZxn/s1600/Gambar+6b.jpg
Gambar 6.b. Baut Kepala Heksagonal Tipe Washer
Keefektifannya serupa dengan tipe flange. Ia juga efektif saat digunakan untuk mengencangkan part yang memiliki lubang dengan diameter yang lebih lebar daripada kepala baut. Tipe ini menggunakan washer pegas diantara kepala baut dan washer untuk meminimalkan pengendoran baut.
  1. Baut U
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjXasV-8I8Ils2PXUjwT-u4r068mhyphenhyphenG9pb0qGHCZT28pTRTPUop-AgacOaV4dNMKDFotHn66x24mvovYM7H_nCr20zwTPyAzAfdO-O-Vrz6eM03sIF8e_GiMpW0qczYXCTgx1RZ17Xf5vhQ/s1600/Gambar+7.jpg
Gambar 7. Baut U
Baut-baut ini digunakan untuk menyambungkan pegas-pegas daun pada axle. Mereka disebut “Baut-U” karena bentuknya menyerupai huruf “U”.
  1. Baut Tanam

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9DIJtXTMuVWGs_T1GzBAuo08vuykf3MQjmKY94kcDn5bJQHYMU9tjqZjMTvop8PBLCrU9IczJnAy-c8hqWdDd9Z9fezeuIAAyBNOzKfUXvCwo8tVvKx5qF_45Sx8SJhWXxd87UT01qfBw/s1600/Gambar+8.jpg
Gambar 8. Baut Tanam
Baut-baut ini digunakan untuk mencari part pada part lain atau untuk memudahkan perakitannya.

F.  Metode untuk Melepas dan Mengganti Baut Tanam
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNLO9iPujIgEpubqH2RKzjzjV9r1Yel8782J5bQNYXzYVVxkiZOag0Hm1JKjeCLizB28A_vj-WYUzt4KiiIUH-rENCAlhx4MqT_Xu1QgfjLYIgPZrw2i6GMc7QKfPQ9AC1FvbVl55d5zNJ/s320/Gambar+9.jpg
Gambar 9. Metode Melepas dan Mengganti Baut Tanam
Untuk mengencangkan baut tanam, pasang dua mur pada baut tanam dan kencangkan bersama-sama. Lalu putar untuk mengencangkan atau mengendorkan baut tanam. Teknik ini disebut sebagai “mur ganda”.
Dengan teknik ini, pengencangan dan penguncian ke dua mur terhadap satu dan yang lainnya memungkinkan mur untuk melaksanakan fungsi kepala baut dari baut biasa. Adapun metodenya adalah sebagai berikut:
  1. Untuk memasang baut tanam, putar bagian atas mur ke arah pengencangan.
  2. Untuk melepas baut tanam, putar bagian dasar mur ke arah pengendoran.

G.  Baut Plastic Region
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5B4FumKezN56yKKgcotnhaAMbuImRaKQClx5zgRIeMbvXmBebOTLpQjp7AgUOykzpNik1FCBOxTXo-4_b6tzvxLZgY4vujRzWI8h_K9i2rIAojS8R4PbqQUMfy81cNDkYwBuMe0PpZIVL/s320/Gambar+10.jpg
Gambar 10. Baut Plastic Region
Baut-baut plastic region, yang menawarkan stabilitas dan tegangan axial yang tinggi, digunakan sebagai baut kepala silinder dan baut-baut tutup bantalan pada beberapa mesin.Kepala baut memiliki dan luar dodecagon (dalam dan luar).

H.    Ketentuan Penggunaan kembali Baut Plastic Region
Baut plastic region mengubah dirinya sendiri menggunakan tenaga poros. Terdapat dua metode untuk menentukan penggunaan kembali baut plastic region, yaitu:
1.Ukur Penyempitan Baut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAbbSfuWT1LmzdYV_PX3A6GALcAZYl1dHL3j-pjoI7nMLvaA2CYgYD3Ds7E9Z7GuNWdsf7FT_nDBnmgKnGa3Cf5lKEMY_f9-7BRnnSS_ZWGLki0fgNg0HufMtL4Ui6Hi2XNzt_MzBOMvRV/s320/Gambar+11A.jpg
 Gambar 11.a. Pengukuran Penyempitan Baut Plastic Region
2.Ukur Perpanjangan Baut
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhESo7h0J6s1hyR5fiHkumK7xuuLyKKPdaS3gF633k0WHn2i2werMJMye1vAhBgvN-q8juRLbgjVLFIeUyJZV1EiJliWBJN60n5i1GGtJQ7lFAI7Aw7GplcbT4P3YBCMq6LU5qMO_heFzof/s320/Gambar+11B.jpg
Gambar 11.b. Pengukuran Perpanjangan Baut Plastic Region

I.       Metode untuk Mengencangkan Baut-Baut Plastic Region
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZCx5tCPZ1dmWt7tGxY8MUBpTx8Kh2EYPQDYsAgm2ihcepR4MZM5nxlai7UgLXXTBHDHKbfI1b-1g8XDjj66JuJz7HTeKv-582AWiA-6NjE45XFiJAb8oaDaWQxX5_kQp7ywPbStyk0ykL/s320/Gambar+12.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizJ7k6nrEB0M3Iu8KCw7iaa8VJWXk06eiU4OxNdOWuSs6Fp2q9WAqsCe3jx-A7BsVdNvS9A7DeX7IbyIAEdRd3IfeAlFAI3miL01vRaqXnp5zdZESOp9gMGjjSaPJCCTXM4BIOYt9aknFi/s400/Gambar+12a.jpg
Gambar 12. Metode Pengencangan Baut Plastik Region
Metode untuk mengencangkan baut plastic region berbeda dari dari pengencangan baut biasa. Cara mengencangkan baut plastic region adalah sebagai berikut:
  1. Kencangkan baut plastic region dengan menggunakan momen yang telah ditentukan.
  2. Letakkan tanda cat pada bagian atas baut.
  3. Kencangkan mengikuti petunjuk di buku pedoman reparasi.
Untuk mengencangkan baut plastic region adalah perlu untuk mengikuti petunjuk pada buku pedoman reparasi karena terdapat dua tipe metode pengencangan untuk baut-baut plastic region.
1. Metode dimana baut pertama-tama dikencangkan ke momen spesifikasi, dan hanya  tambahkan 90 derajat.
2. Metode dimana baut pertama-tama dikencangkan ke momen spesifikasi, dan kemudian tambahkan dua pergerakan sebesar masing-masing 90 derajat, dengan total pengencangan sebesar 180 derajat.
Cara pengencangan berdasarkan metode pengencangan baut plastic region, yaitu kencangkan baut melampaui bagian elastis, dimana menaikkan bagian pada tegangan axial dan sudut putaran baut.Lalu, klemkan pada plastic region, dimana hanya sudut putaran baut saja yang berubah dan teganga axial baut tetap tidak berubah. Metode pengencangan ini menurunkan ketidakmerataan tegangan axial pada sudut putaran baut, dan meningkatkan tegangan axial yang stabil.

J.   Tipe-Tipe Mur
  1. Mur Heksagonal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVmDs-zxKP1SQzQThPv5xETPp-fEPLVuXD7da97L6WX5VYxlMreoX6yzvJXesV5iWvKLOowCae_CYS4hyphenhyphenpjO-6nCnfIdUf3PXFzfI8KnCBjA3QEB2rgfor3mcQ3vBa6W4ERHR_4_rSi0x9/s200/Gambar+13a1.JPG
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgDFLdP0N5jDf8BlwvkN8UIjZI7jhhnkKkQVr4MJ-FFeUaOr1Lelrrqxx95VXUA9tJHAUNADQiD0XMlqNQHMi9RM9SWccKFH7EoVHGzaL0E1qwr1uoS9jap8R_aX4Ea9ccYr4c3t0S3Fnq/s200/Gambar+13a.JPG
Gambar 13.a. Mur Heksagonal
Mur tipe ini adalah yang paling umum digunakan. Beberapa diantaranya memiliki flange dibawah mur.





  1. Mur Bertutup
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDdRc13Sm3REo-W6dFaoPkooMcLIw8FMo1oIX2LHfzV64fh14jeUpFSpss-7_skxApGC4fynxzxmrUNVeFRjw5saiQINTj7hoTm7f3a5k5n8Vv8d9VP1OM-AXv3JFTKW4jOSnZ4vlyNgaT/s640/Gambar+13b.JPG
Gambar 13.b. Mur Bertutup
Mur-mur ini digunakan sebagai mur-mur hub roda alumunium dan memiliki tutup ynag menutup alur-alurnya. Mur-mur ini digunakan untuk mencegah agar ujung-ujung baut tidak berkarat atau untuk tujuan estetika.
  1. Castle Nut (Mur Bergalur)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjH2gkcbAz2jd5l4bjo0yrIKQ9afqy5rYQSiuaijHfVjd5s_dP4VO-vWCSJvHtAcIBdqlSxnFxeCStx9wv9wkDo0ZRxhj4tSz90NPz6t4V-4cihhV3NxOZcmcmQN9wwKLPf1pgSA_xns9xk/s640/Gambar+13c.JPG
Gambar 13.c. Mur Bergalur
Mur-mur ini memiliki galur silinder bergalur. Untuk mencegah agar mur tidak berputar dan menjadi kendor, sebuah cotter pin dimasukkan ke dalam galur. Mur-mur ini digunakan pada berbagai macam persambungan, seperti pada sistem kemudi
Bagia,susunan dan bentasan
Tujuan
Setelah mempelajari bahan dalam bab ini, seharusnya Anda dapat:
1.  Memerinci gambar bagian pada suatu gambar lengkap.
2.  Menyusun gambar lengkap dari suatu gambar kerja.
3.  Memisahkan gambar susunan dalam gambar bagian.
4.  Mendesain gambar bentangan benda dan benda yang dipotong.

11.1 Gambar Bagian
Ada dua cara yang umum dipergunakan untuk menampilkan gambar kerja dalam kertas gambar. Cara yang pertama adalah bila mesin atau alat yang akan dibuat mempunyai bagian yang banyak, maka gambar bagian-bagian digambar dalam beberapa lembar kertas, dan gambar susunan digambar di kertas lainnya, sedangkan cara yang ke dua adalah bila alat atau mesin hanya mempunyai sedikit bagian, maka baik gambar bagian maupun susunan digambar dalam satu kertas dengan ukuran besar. Untuk menjabarkan gambar susunan  maka diperlukan gambar bagian (detail), yaitu suatu gambar yang memperlihatkan komponen atau bagian dari susunan yang berdiri sendiri. Gambar bagian ini diletakan pada sebelah kanan dan sebelah bawah pada kertas gambar. Bagian-bagiannya diperinci digambarkan dalam kedudukan seperti yang terdapat  dalam susunan dengan memberikan                                                                                      
pandangan dan potongan yang lengkap dari bentuk dan ukuran benda yang dikerjakan. Untuk itu itu pandangan yang ada harus cukup, sehingga jelas dan mudah dimengerti. Penempatan pandangan pada gambar  bagian diusahakan jangan saling mengganggu, karena letaknya terlalu dekat, namun demikian penggambarannya harus dibuat dalam kedudukan yang ditentukkan oleh pengerjaan utama, sewaktu benda diproses. Berkaitan  dengan gambar bagian ini, maka beberapa pedoman prosedur membuat gambar detail diantaranya adalah sebagai berikut: (a) Pilihlah pandangan dengan mengingat bahwa selain pandangan yang memperlihatkan bentuk karateristik obyek, hendaknya ada pandangan tambahan sebagaimana yang diperlukan untuk melengkapi uraian bentuk. Pandangan ini dapat berupa gambar potongan yang memperlihatkan bagian dalam atau pandangan bantu yang dalam pandangan utama tidak diuraikan sepenuhnya.
(b) Penempatan gambar bagian tidak berdesakan, seimbang untuk semua pandangan, ukuran serta catatan.

11.2 Gambar Susunan
Untuk mendapat gambaran benda kerja yang akan dibuat diperlukan gambar susunan (gabungan), yaitu suatu  gambar yang memperlihatkan gambar lengkap dari sebuah mesin, yang ditandai dengan kedudukan relatif bermacam-macam komponen yang menjadi satu gabungan. Gambar ini diletakkan di sebelah sudut kiri atas dan digambar dalam potongan agar jelas letak bagian-bagiannya. Gambar susunan ini hanya merupakan sesuatu yang bersifat umum tidak perlu terperinci, namun harus lengkap dimana seluruh bagian tampak seluruhnya, sehingga yang penting dalam gambar susunan ini adalah bagaimana memperlihatkan lokasi tiap-tiap bagian itu harus dipasang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, jadi horisontal untuk bagian-bagian mesin yang rebah, dan vertikal untuk yang tegak. Karena hanya memuat hal-hal yang penting saja, maka hanya ukuran-ukuran utama yang dicantumkan dalam gambar susunan. Nomor-                                  
nomor bagian ditulis dalam label bagian, dengan nomor yang berurutan dari yang kecil ke yang besar, dari bawah ke atas.  
11.3 Gambar Bentangan
Sebuah gambar bentangan (bukaan) adalah suatu pola yang dibentuk dari permukaan bidang tiga dimensi yang  permukaannya dibentangkan. Gambar bukaan digunakan terutama untuk pekerjaan yang bahan dasarnya terbuat dari plat, seng atau bahan-bahan lain yang  bentuknya tipis. Untuk membuat benda seperti: kotak logam, kaleng seng,  cerobong, cetakan kue, pipa pembakar, bengkokan pipa air, pipa saluran, dan talang adalah memerlukan gambar bukaan yang selanjutnya dilipat, dibentuk atau digulung untuk penyelesaian akhirnya. Agar mendapatkan bentuk benda yang diingini gambar bukaan harus dibuat dengan tepat sesuai dengan yang  akan dibuat. Untuk itu bentangan permukaan hendaknya digambar dengan muka dalam menengadah dan ini akan terjadi apabila permukaan dibuka gulungannya (unrolled) atau dibuka lipatannya (unfold). Beberapa gambar bukaan  benda yang permukaannya dibuka gulungannya dan dibuka lipatannya adalah seperti terlihat pada Gambar 47 di bawah ini. 


Gambar 47. Gambar Bukaan Beberapa Permukaan Benda

Gambar bentangan berguna untuk memberikan informasi yang perlu dalam membuat sebuah pola dalam rangka untuk memudahkan memotong bentuk yang diingini dan mengetahui kebutuhan  bahan yang diperlukan dari lembaran bahan yang tersedia. Untuk itu ketepatan ukuran gambar bukaan adalah merupakan sesuatu yang penting dalam rangka untuk membentuk benda yang diingini, sehingga apabila akan membuat prisma segi enam, maka panjang  segi empat gambar bukaannya sama dengan keliling dari segi enam,  lebar segi empat sama dengan tinggi prisma, dan tutupnya adalah sama dengan tutup dari prisma. Pelaksanaan pembuatannya dilakukan dengan cara menggambar permukaan secara berturut-turut dengan ukuran penuh dan bersambungan antara rusuk yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 48. Menunjukkan suatu prisma yang dipotong miring menurut bidang CP. Untuk menggambar bentangan dari prisma tersebut dapat dibayangkan bahwa prisma dibuka dari  garis C1. Selanjutnya buat garis mendatar dimana panjangnya sama dengan kelililing dari segi enam prisma tersebut. Empat persegi panjang tersebut dibagi dalam enam bagian yang sama besar. Ukurkan tiap-tiap garis tinggi pada prisma setelah itu pindahkan ke dalam segi empat. 


Gambar 48. Bentangan prisma segi enam dipotong miring
Gambar 49. Menunjukkan sebuah  tabung yang dipotong miring 300
Untuk membuka tabung lingkaran dibagi  dalam 12 bagian yang sama besar. Kemudian dibuka menjadi 12 ke arah  memanjang. Buat garis bantu dengan menghubungkan titik-titik pada lingkaran ke pandangan depannya, kemudian dibuat garis bantu ke arah samping yang telah dibagi 12. Hubungkan titik-titik pertemuan yang ada, sehingga didapatkan gambar bagian b. 


Gambar 48. Bentangan tabung yang dipotong miring
Bentangan dari benda-benda yang lebih rumit, seperti: corong, ember, talang, ceret, dan sebagainya dapat dibuat dengan menggabungkan bentangan-bentangan yang sederhana, sehingga menjadi bentuk  yang diinginkan. Dengan                                                                                   
latihan dan uji coba yang terus menerus akan didapatkan kemampuan untuk membuat bentangan-bentangan yang lebih rumit.

.










                                              BAB 3.PENUTUP
KRITIK DAN:
SARAN            :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar